Sabtu, 01 Juni 2013

Asal usul tomcat IRAN

Sebelum revolusi islam, iran yang kala itu bermusuhan dengan soviet membeli puluhan F-14 tomcat dari AS. Semula iran memilih antara F-14 atau F-15 tapi yang dipilih ternyata F-14 yang dikenal tangguh, lincah, dan pintar bermanuver. AS menyetujui pembelian Tomcat oleh iran sekaligus melatih para pilotnya dan melengkapi pembelian Tomcat Iran dengan suku cadang yang berlimpah. Tomcat Iran (setelah revolusi islam/Islamic Republic of Iran Air Force) terbukti hebat dalam perang Iran-Irak dan dikenal sebagai perontok Mig Irak (Mig Hunter).

Keunggulan Tomcat itu, kendati diterbangkan oleh pilot Iran setidaknya mampu mengobati rasa sakit hati AS ketika pesawat-pesawat tempurnya banyak yang dirontokkan oleh Mig-Mig buatan soviet saat perang Korea maupun perang Vietnam. Kini berkat upgrade yang dilakukan oleh industri penerbangan Iran, Tomcat justru makin tangguh dan siap menghadapi agresi AS. IRIAF rupanya sudah sangat siap untuk menghadapi agresi oleh AS yang sudah sekian kali meneriakkan ancaman. Apalagi gaung As dan Israel untuk menggempur Iran masih bergema hingga saat ini.

Israel yang pernah sukses menggempur fasilitas pengayaan nuklir di Irak pada tahun 1980 terus mendesak As agar memberi dukungan terhadap aksi serangannya terhadap fasilitas nuklir di Iran. Niat Israel untuk menyerang fasilitas nuklir di Iran memang tak pernah berhenti. Pada April tahun 2010, Rusia bahkan memberikan peringatan ke Iran jika Israel akan menyerang pesawat-pesawat tempur yang digelar dalam parade senjata. Akibatnya, Iran batal menyelenggarakan parade pesawat-pesawat tempur secara besar-besaran dengan alasan cuaca sedang tidak mendukung.

Terlepas kapan Iran akan digempur dua negara yang gemar mengagresi negara orang itu, Iran sendiri sesungguhnya selalu siaga. Iran bahkan balik mengancam Israel. Beragam rudal jelajah yang telah dimiliki oleh Iran siap diluncurkan ke fasilitas nuklir Israel yang terletak di gurun Dimona.




Pesawat tempur F-14 Tomcat yang dimiliki IRAN



Sumber: majalah Angkasa-majalah dirgantara No.5 Februari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar